Balinese Culture Nusantara
"Pasupati"
Selamat datang teman yang mengunjungi artikel ini, dalam artikel ini saya akan membahas tentang kepercayaan masyarakat tanah bali yaitu tentang pasupati , adapun artikelnya yang akan kita bahas adalah sebagai berikut yang tertulis di bawah.
PASUPATI in Balinese Culture
Pasupati adalah budaya hindu bali yang dimana adalah sebuah ritual untuk menghidupkan suatu benda agar memiliki energy dan memiliki tuahnya tersendiri tergantung dari yang memasupati, dalam halnya pasupati adalah proses permohonan dari Sang Hyang Pasupati sebagai kepercayaan masyarkat bali manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Allah yaitu Tuhan Yang Maha Esa. dalam proses pasupati terdapat banyak sekali uparaka dan mantra mantra yang digunakan dan kembali tergantung dengan siapa yang memasupati atau meritualkan, jika yang meritualkan sudah waskita atau tergantung dari kemampuan serta pengetahuan spiritual dari seseorang yang mempasupatinya, berikut adalah salah satu artikel terpercaya untuk menambah wawasan tentang pasupati.
Bali Express "Upakara Pasupati"
Pasupati sebagai proses pemberian kekuatan atau jiwa kepada benda mati adalah hal yang sakral. Oleh karena itu, sesuai tiga kerangka agama Hindu, yakni Tattwa, Susila, dan Acara, keberadaan ritual menjadi salah satu komponen penting.
Namun, sarana ritual atau upakara tersebut bisa disederhanakan, bahkan ditiadakan, tergantung kemampuan orang yang melakukan proses pasupati.
Pinisepuh Siwa Murthi Bali, Jro Mangku Subagia mengatakan, ada atau tidaknya sarana ritual tersebut tergantung jñana (pengetahuan) seseorang. “Penggunaan sarana tergantung jñana seseorang. Makin tinggi, tentunya makin sedikit sarananya. Bahkan kalau sudah tinggi, tidak perlu menggunakan sarana,” ujarnya.
Meskipun demikian, Jro Mangku mengatakan, karena saat ini jarang ditemui orang yang memiliki jñana yang mumpuni, keberadaan sarana ritual atau upakara tidak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah penyederhanaan. Selain itu, yang terpenting, lanjut Jro Mangku, adalah pemahaman umat terhadap makna upakara tersebut sehingga menambah mantap keyakinan.
Adapun upakara pokok yang biasa digunakan adalah pejati. Bagi umat yang sudah memiliki jñana yang tinggi dan keyakinan yang mantap, Jro Mangku tidak menampik ada sarana yang lebih sederhana, yakni cukup dengan bunga merah, dupa, dan air. “Karena sesuai Bhagawadgita kan dijelaskan bahwa konsep sederhana persembahan cukup dengan pattram (daun), puspam (bunga), phalam (buah), dan toyam (air),” ujarnya.
Namun , semua itu dikembalikan kepada umat. Di samping itu, dilihat pula kegunaan benda yang di Pasupati . Jika seperti palawatan yang akan di-sungsung oleh banyak orang atau masyarakat, tentunya memerlukan energi yang lebih besar. Dari upakara yang tepatlah, energi anugrah Tuhan tersebut dapat tersalur dengan baik. “Kalau semisalnya untuk Pasupati dupa saja, tentunya cukup dengan mantra saja, di samping juga prosesi bahan dan basic pembuatnya yang tidak kalah penting,” pungkasnya.
Adapun mantra sederhana pasupati adalah “Om pasupati ya namah” sembari memegang benda yang dipasupati dengan keyakinan yang mantap. Diakuinya, secara lebih lengkap, ada berbagai versi mantra pasupati .
===============================================================================
SUMBER ARTIKEL
Sekian dari kepercayaan pasupati masyarakat tanah bali, silahkan tinggalkan komentar dan jangan lupa untuk share artikel ini jika bermanfaat menurut kalian, jangan lupa kunjungi media sosial pinatih95 yang ada pada instagram, facebook, youtube, maupun kaskus, akhir kata saya ucapkan terimakasih telah berkunjung dan membaca artikel ini.