Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Om Swastiastu
Shallallahu 'Ala Muhammad
Sampurasun
Gasiang
tangkurak adalah media berjenis gasing
yang biasa difungsikan sebagai media untuk balas dendam, menyakiti dan
menganiaya orang secara magis. Gasiang tengkurak ini bahannya dari tengkorak
manusia. Gasing seperti ini hanya bisa dimainkan oleh praktisi supranatural,
orang yang memiliki kemampuan magis. Sambil memutar gasiang, dimana praktisi
supranatural membacakan mantra-mantra. Pada saat yang sama, orang yang menjadi
sasaran akan merasakan sakit, gelisah dan melakukan tindakan layaknya orang
sakit jiwa.
Berikut ini Adalah lirik dari Gasiang Tangkurak :
Indak kayu … mak janjang dikapiang
Asakan dapek urang den cinto
Tolong tangkurak namonyo gasiang
Namuah disuruah jo disarayo
Gasiang batali jo kain kapan
Di patang kamih malam juma’aik
Gasiang tangkurak nan den nyanyikan
Putuihnyo gasiang putuih maripaik
Lah manggabubu asok kumayan
Urang di dunia banyak kiramaik
Tolong … tolong lah jihin si rajo
hawa
Gasiang tangkurak baoklah pasan
Jikok nyo lalok tolong jagokan
Jikok nyo tagak suruah bajalan Di
siko kini denai nantikan
Tolonglah japuik, japuik tabaok
Suruah nyo sujuik di kaki denai
Jikok tak namuah tanggang matonyo
Tanggang salero bia nyo rasai
Datang sijundai bia nyo gilo
Siang jo malam, nyo cari denai
Baru … baru nyo sanang dek kiro-kiro
Tidak
kayu… tangga pun dikeping
Asalkan
dapat orang yang dicinta
Tolong
tengkorak namanya gasing Mau disuruh dan diperintah
Gasing
bertali dengan kain kafan
Di sore
kamis malam jum’at
Gasing
tengkorak yang saya nyanyikan Putusnya gasing, putuslah keputusan
Sudah
menyebar asap kemenyan
Orang di
dunia banyak keramat
Tolong...
tolonglah jin si raja udara
Gasing
tengkorak bawalah pesan
Jika dia
tidur tolong bangun kan
Jika
dia berdiri suruh berjalan Di sini sekarang saya tunggu
Tolong lah
jemput, jemput terbawa
Suruh dia
sujut di kaki saya
Jika tak
mau tahan matanya
Tahan
nafsu biar dia rasakan
Jemput sijundai biar dia gila
Siang dan
malam, dia cari saya
Baru… baru
dia senang saya rasa
Bait
pertama pada baris pertama dimulai dengan kalimat, indak kayu, nak janjang dikapiang.
Kalimat ini mengambarkan bahwa orang Minangkabau bukanlah orang yang mudah
menyerah dan putus asa. Masyarakat Minangkabau banyak cara untuk mencapai
maksud dan tujuan sesuai yang diharapkan, dengan kata lain indak
dapek jo caro lunak, jo caro kareh bagai (tidak selesai
dengan cara halus, cara kasar akan dilakukan). Baris kedua, asalkan
dapek urang den cinto. Lirik ini menggambarkan seseorang yang
ingin mendapatkan cinta yang dia inginkan dan dia akan melakukan segala cara
untuk bisa mendapatkan cinta yang diinginkannya. Baris ketiga, tolong
tangkurak namonyo gasiang. Lirik ini menggambarkan seseorang
yang minta pertolongan kepada tengkorak (setan) atau kepada roh jahat pada alam
gaib dengan menggunakan ilmu magis. Pada kata tangkurak,
jelas menunjukan suatu benda yang mengerikan. Tangkurak
adalah kerangka kepala atau tengkorak manusia yang sudah meninggal, kemudian tangkurak
tersebut dibentuk atau dibuatkan ke benda seperti gasing sehingga disebut gasiang
tangkurak. Baris keempat, namuah disuruah jo disarayo.
Lirik ini menggambarkan seseorang meminta kepada gasiang tangkurak
agar keinginannya dikabulkan. Si peminta tersebut berharap apa yang dikehendaki
dapat tercapai sesuai rencananya.
Bait
kedua, baris kelima, gasiang batali jo kain kafan.
Lirik ini menggambarkan sebuah gasiang
yang dibungkus dengan tali dan kain kafan. Kain kafan digunakan untuk
membungkus orang yang sudah meninggal tetapi disini digunakan untuk tali sebuah
gasiang. Baris keenam, dipatang kamih malam jumaik.
Lirik ini menggambarkan suatu ritual magis yang dilakukan pada malam Jum’at,
karena malam Jum’at dipercaya sebagai malam yang tepat untuk memanggil roh-roh
orang yang sudah meninggal. Baris ketujuh, gasiang tangkurak nan den nyanyikan.
Lirik ini menggambarkan seseorang yang menyanyikan sebuah mantra untuk
dikirimkan kepada seseorang yang disukainya agar orang tersebut mau menuruti
semua keinginannya. Baris kedelapan, putuihnyo gasiang putuih marifaik.
Lirik ini menggambarkan apabila mantra magis sudah diputuskan maka semuanya
akan terjadi sesuai dengan keiinginan. Makna kalimat diatas juga dapat berarti
apabila gasing putus, maka putus pula mufakat yang telah disepakati.
Bait
ketiga baris kesembilan, lah manggabubu asok kumayan.
Lirik ini menggambarkan ritual magis sedang terjadi, hal ini terbukti dengan
kata kumayan merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk memanggil roh halus. Baris kesepuluh,
urang di dunia banyak kiramaik. Lirik ini mengambarkan
bahwa manusia dan makhluk lainnya yang hidup di atas dunia ini banyak memiliki kepandaian
dan keramat-keramat tertentu, terutama dalam hal magis. Baris kesebelas, tolonglah
jihin si rajo hawa. Lirik ini dengan jelas mengambarkan
seseorang yang sedang minta pertolongan kepada jin. Jin yang mampu membuat
manusia yang lemah iman terlena dan terpengaruh untuk menuruti kehendak si
peminta pertolongan kepadanya.
Bait
keempat baris keduabelas, gasiang tangkurak baoklah pasan.
Lirik ini menggambarkan seseorang yang ingin menyampaikan pesan melalui sebuah gasiang
dengan tujuan orang yang dikirimkan pesan dapat merasakan perasaan seseorang
kepadanya. Baris ketiga belas, empat belas dan lima belas, jikoknyo
lalok tolong jago kan, jikok nyo tagak suruah bajalan, disiko kini denai
nantikan. Lirik ini menggambarkan suatu permintaan dengan cara paksa, apabila
orang yang dituju sedang tidur maka dibangunkan, apabila berdiri maka
perintahkan untuk berjalan hingga orang yang disuruh tadi sampai pada di
hadapan si peminta.
Bait
kelima baris keenam belas, tolonglah japuik, japuik tabaok,
Lirik ini menggambarkan seseorang yang minta bantuan pada roh halus tersebut
sangat berharap sekali keinginannya tercapai dengan terbawanya orang yang
diharapkannya. Baris tujuh belas, delapan belas dan sembilan belas, suruahnyo
sujuik di kaki denai, jikok tak namuah tanggang matonyo, tanggang salero bia
nyo rasai. Lirik ini menggambarkan seseorang yang
sudah terkena magis harus mengikuti semua perintah si pengirim gasiang untuk
sujud di kakinya, jika tidak mau maka dia akan dianiaya oleh si pengirim magis
dengan memerintah jin untuk membuat si korban tidak memiliki selera makan yang
baik dan tidak bisa tidur dengan nyeyak.
Bait
keenam, baris dua puluh, dua puluh satu dan dua puluh dua,
datang si jundai bia nyo gilo, siang jo malam nyo cari denai, baru nyo sanang
dek kiro-kiro, Lirik ini menggambarkan apabila orang
yang menerima kiriman magis tidak mau mengikuti perintah si pengirim magis maka
si pengirim magis akan membuat si penerima magis menjadi gila dengan bantuan si
jundai (jin atau syetan jahat), dan si pengirim magis akan
membuat si penerima magis akan selalu mengingatnya. Si penerima bisa tenang
apabila telah bertemu dengan si pengirim magis.
Makna lirik lagu Gasiang
Tangkurak secara keseluruhan menggambarkan seseorang yang
ingin memiliki orang yang dicintai.
Akan
tetapi, karena mendapat suatu penolakan, dia merasa sakit hati dan menganiaya
dengan cara mengirim Gasiang Tangkurak
(guna-guna).
Ini hanya bersifat penambah pengetahuan, semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Om
Shanti Shanti Shanti Om
Sampurasun